Total Pageviews

Friday, February 6, 2009

Konsekuensi Logis Kesepuluh

Kalau mengendarai motor dengan kecepatan lebih kurang enam puluh kilometer per jam selama tiga puluh menit sambil membungkuk dan menundukkan badan sehingga menempel pada setang karena menahan perih dan sakit di lambung disebabkan oleh serangan maag akibat terlambat makan sekitar 12 jam maka jangan salahkan bila orang yang melihat menganggap saya sedang bergaya layaknya pembalap beneran.

Padahal ga ada maksud demikian.

Gw harap kalimatnya ga kepanjangan ^_^

Thursday, February 5, 2009

Konsekuensi Logis Kesembilan

This summary is not available. Please click here to view the post.

Wednesday, February 4, 2009

Konsekuensi Logis Kedelapan

Hati-hati buat semua orang yang seringkali meremehkan arti CINTA. terutama buat kaum pria. tidak menutup juga untuk kaum wanita. lebih terutama lagi buat yang sering bermain asmara. terlebih terutama lagi buat yang sering kali mengkhianatinya.

CINTA itu bukan hanya sekedar kata, bukan ungkapan yang dapat selaluu dikatakan. bukan pula sebuah umpan untuk mendapatkan sedikit kesenangan. karena cinta adalah memberi. memberi segala upaya dengan kesiapan penuh akan segala macam konsekuensinya, untuk membahagiakan orang yang kita Cintai. tanpa adanya segala kesiapan dan kesungguhan hati untuk melakukan itu semua, lebih baik janganlah sampai cinta terucap dari bibir kita.

Perlu disadari juga, bahwa apa yang membahagiakan orang yang kita cintai itu belum tentu membahagiakan kita juga. apakah kita siap menerimanya?

Jangan pula dilupakan bahwa mencintai itu bukan berarti selalu memberikan segala macam kesenangan. karena rasa jamu dan obat itu pahit, berarti bisa jadi hal yang kita anggap tidak baik dan menyakiti malah merupakan jalan untuk orang yang kita cintai itu bahagia. bila ini yang terjadi, siapkah kita untuk melakukannya?

Dalam percintaan tak selamanya akan dilalui kesenangan dan keindahan. bila suatu saat orang yang kita cintai itu tidak lagi memberikan kesenangan dan keindahan, apakah perkataan cinta tadi akan tetap bertahan?

CINTA itu memang mudah untuk diucapkan, tapi apakah kita sanggup menanggung konsekuensi logis dari mencintai? bila tidak, telanlah kata-katamu kembali.

*terinspirasi dari notes seorang teman

Monday, February 2, 2009

Konsekuensi Logis Ketujuh

Setibanya di rumah, hal pertama yang gw lakukan setelah mencuci tangan dan kaki serta sikat gigi adalah menyalakan komputer gw yang sudah beberapa lama tidak gw gunakan. Tidak sempat adalah jawaban yang akan gw berikan bila ada yang bertanya kenapa gw jarang pakai komputer belakangan ini. Itupun kalo ada yang nanya, yang gw yakin emang ga ada. Tapi kali ini lain dari biasanya, gw ga mau lagi mengatakan tidak sempat untuk menggunakan benda paling canggih di rumah gw ini. Bahkan kepada diri gw sendiri. Alesannya bukan hal yang besar sich, tapi cukup penting buat gw. Kali ini gw menggunakan komputer untuk nulis notes yang sedang kalian baca ini. Tulisan sederhana, ungkapan hati sebenarnya, tentang kesan dan pesan setelah gw menyaksikan acara Tenda Purnama (Dapur) Fakultas Psikologi 2009. Sebelum gw lupa.

Tenang, gw bukannya mau evaluasi panitia maupun acara. Bukan hak dan kewajiban gw. Pun ada sedikit kejanggalan menyaksikan sedikitnya lulusan yang datang, padahal acara Dapur dimaksudkan untuk merayakan kelulusan para wisadawan. Tapi yasudahlah. Disini gw cuma mau berbagi tentang perbandingan perasaan yang gw rasakan saat gw jadi pengisi acara dan penonton. Saat jadi pengisi acara bersama teman-teman Desperados yang cuma nama, (karena sebenarnya masing-masing dari kami ga ada yang Desperate, bahagia sebenarnya ^_^) gw ngerasa ada sebuah rasa yang kurang. Rasa yang sebenarnya sangat gw harapkan untuk gw rasakan, saat bermain musik. Yang adalah rasa gimanaaaaa gituh. Aduh, susah juga njelasinnya. Hahaha

Daripada gw jelasin malah ga jelas juntrungannya, mendingan gw curhat ajah. Sejujurnya, saat membandingkan perasaan pas tampil tadi dengan perasaan yang gw liat dari penampil lainnya tuh, gw kecewa banget. Tadi tuh temen-temen desperados tampilnya ga semangat, mungkin lebih parah malah ga menikmati. Padahal tujuan main musik khan agar bisa menghibur orang yang denger. Kalo yang main aja ga terhibur, gimana yang denger bisa terhibur?! Masakah berharap orang lain menikmati usik yang kita mainin, tapi kita aja ga nikmatin pas mainin! Konsekuensi Logis kalo mau menikmati saat bermain music adalah bermain dengan sepenuh hati dengan tujuan menghibur orang lain dengan terlebih dahulu menghibur diri sendiri.

Iri banget pas liat Kozi main. Sangat menikmati sekali. Pengen banget kayak gituh. Okeh kalo Kozi dirasa terlalu jauh untuk dijadikan pembanding. Kita tilik Psikusi aja deh. 2 jempol dah buat mereka. Pun ada sedikit kekurangan disana-sini, tapi yang pasti mereka menikmati. Ga jauh beda sama penampil lain yang tadi sempet gw liat. Semua nya bergembira. Kapan kiranya gw bisa kayak mereka.

Memang gw akuin, kemmapuan musik gw pas-pas-an. Tapi gw yakin dan berani jamin, keinginan gw untuk menikmati musik yang gw mainkan ga kalah besar sama mereka semua. Tentunya hal ini harus didukung oleh anggota desperados lainnya. Udah ah, cukup curhatnya. Yang jelas, gw cumamau bilang. Kapan-kapan kita mainkan musik yang menyenangkan. Apapun jenisnya, siapapun penyanyi aslinya, dan kapanpun lagu itu dipopulerkan. Apa ajah gw terima, asal nikmat aja mainnya.

Gimana ma lo semua? Punya keigninan yang sama ma gw ga? Saat desperados tampil lagi pastikan kita menikmati. Gimana???

Ide gw untuk perform desperados berikutnya, tema lagunya KEREN. Kita nyanyiin lagu-lagu yang KEREN dah pokoknya. Kemaren khan udah tuh ngebanyol en ngetawaain diri sendiri. Nah, sekarang saatnya kita unjuk gigi. Hihihihi

Mumpung kita udah cukup eksis di psiko gara-gara penampilan berantakan kita kemaren-kemaren. hehehehe

Konsekuensi Logis Keenam

Kemarenan ada yang nanya gimana perasaan gw melihat orang yg gw sayangi n cintai merajut cinta dan kasih sayang dengan orang lain. gw jawab dengan jelas bahwa gw bahagia, berharap, dan berdoa. bahagia karena melihat dia berbahagia, berharap dia benar-benar bahagia, dan ga lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa.


jawaban yg socially n rasionally desirable ny tinggi. jawaban yg trkesan sengaja disesuaikan dgn jawaban yg ingin didengar oleh lingkungan sosial dan pikiran rasional.. dengan bahasa yg lebih sederhana dapat dikatakan bahwa jawaban gw itu bohong belaka. rasionalisasi biar ga terlalu sakit aja.

ga salah kalo ada yg beranggapan seperti itu. sudah jadi kodratnya manusia kalo akan sakit dan terluka karena tidak tercapai keinginan dan harapannya. gw juga merasakan hal itu. tapi apa kita mau merasakan kesedihan dan kekecewaan terus menerus karena keinginan kita tidak tercapai? apalagi tidak ada yg bisa kita lakukan lagi utk merubah semua itu. jadi, terima sajalah, dan lanjutkan hidup. alasan ini juga bs menjadi alasan atas jawaban gw trhadap pertanyaan yg gw sebutkan di awal. jawaban ini diberikan oleh orang yg sudah berada dalam tahap Learned Helplesness. tahap saat akhirnya kita belajar bahwa tidak ada lagi yg dapat kita lakukan selain menerima keadaan. yap, gw juga pernah berada dalam tahapan ini. jadi wajar aja kalo ada yg curiga akan kebenaran alasan ini.

tapi dengan jujur gw katakan, alasan dari jawaban gw itu bukanlah seperti yg jadi kecurigaan. gw bahagia melihat dia bahagia dengan orang lain adalah karena gw emang sayang ma dia. bukankah makna dari menyayangi dan mencintai adalah membuat orang yg kita sayang dan cintai bahagia?! dan apa salahnya kalau ternyata dia bahagia bukan karena kita?! yap, inilah alasan gw. setidaknya inilah yg gw yakini.

Konsekuensi Logis dari menyayangi dan mencintai seseorang adalah adanya usaha utk membahagiakan orang tersebut. bahkan bila harus meninggalkannya sekalipun.