Total Pageviews

Monday, October 19, 2009

Konsekuensi Logis Keenambelas

Kecerdasan dan Berbicara (Kecerdasan Berbicara)

Kemarin, bertambah lagi daftar temen yang komplain soal pemahaman terhadap apa yang gw katakan. Menanggapi hal ini, ada dua hipotesis yang gw punya.

Landasan pertama dari hipotesis yang gw buat adalah kenyataan bahwa kemampuan berbicara merupakan indikator dari kecerdasan seseorang. Berbicara, tentu saja merupakan sebuah aktifitas yang membutuhkan kinerja otak. Sebelum berbicara, seseorang tentu perlu memikirkan terlebih dahulu apa yang ingin diucapkan. Kalau kita tidak memikirkan apa yang kita ucapkan, tentu akan mengakibatkan hal yang tidak menyenangkan. Buktinya, saat seseorang merasa tersinggung dengan ucapan seorang lainnya, makian yang paling sering digunakan adalah :
"Makanya, mikir dulu baru ngomong!!!"

Landasan kedua dari hipotesis gw adalah, pemahaman terhadap ucapan dan, atau pembicaraan seseorang juga merupakan indikator dari kecerdasan. Semakin cerdas seseorang, maka ia mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk menghubung-hubungkan simbol, makna, dan ide dari pembicaraan seseorang, sehingga dia dapat dengan mudah memahami pembicaraan orang tersebut. Kurangnya pemahaman terhadap ucapan seseorang juga mengakibatkan hal yang tidak menyenangkan, contohnya adalah makian ini :
"Udah dibilangin berkali-kali juga! Masa ga ngerti juga sih?!"

Nah, dikarenakan pembicaraan merupakan aktifitas interaktif yang melibatkan dua belah pihak, dimana kedua belah pihak tersebut saling bekerja sama untuk mengerti satu-sama-lain, maka kesalahan dalam memahami omongan gw (untuk seterusnya kita anggap Pihak Pertama) bisa jadi memang omongan gw yang sulit dimengerti, atau memang orang yg sedang berbicara dengan gw (kita sebut mereka Pihak Kedua), yang kurang bisa memahami perkataan gw.

Jadi, Hipotesis gw adalah begini :

Pertama : Gw adalah seorang yang cerdas, dengan pemikiran yang di atas rata-rata, sehingga membutuhkan pihak kedua dengan kemanpuan yang lebih kurang sama ma gw untuk memahami perkataan gw.
Kedua : Bukan nya para Pihak kedua yang kurang cerdas, mereka sebenarnya cerdas, tapi memang omongan gw aja yang sulit dimengerti karena tingkat kecerdasan gw yang memang sudah diatas rata-rata sehingga agak-agak beda ma biasanya dalam mengkonstruk sebuah pikiran atau pendapat..

Intinya, mau hipotesis yang mana juga, tetap gw yang ga salah.. hehehe

Ps: yah.. sebenernya ini tulisan merupakan pembenaran dan pembelaan terhadap apa-apa yang gw rasa kekurangan. sejujurnya gw akui, jalan pikiran ini sulit dimengeri, bahkaan oleh diri sendiri. Jadi, maaf yaks ^_^

No comments:

Post a Comment